Akses media yang ada di sekitar kita membuat berbagai macam iklan, informasi dan berita selalu dalam jangkauan,
termasuk berita palsu atau hoaks.
Menurut penelitian oleh Kaiser Family Foundation, anak usia 8-18 tahun terekspos oleh berbagai macam jenis media selama lebih dari 7,5 jam per harinya.
Mereka hidup dengan akses mudah ke televisi, musik, film, komputer, gawai, gim video dan media sosial.
Dengan lamanya waktu yang dihabiskan mengakses berbagai macam media, tentu saja penting bagi anak-anak untuk memiliki pengetahuan dan literasi media yang baik.

Apa itu Literasi Media?
Menurut Common Sense Media, literasi media adalah kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai tipe media
(seperti pesan teks, meme, video, unggahan di media sosial, iklan, dll) serta memahami berbagai jenis pesan yang
diberitakan.

Mengapa Literasi Media itu penting?
Banyak orang sangat terpengaruh oleh berbagai macam hal yang mereka lihat di media dalam mengambil keputusan .
Anak-anak pun sama. Sehingga, orang tua harus membekali anak dengan kemampuan menganalisa, mengevaluasi, dan memproduksi berbagai macam media agar keputusan-keputusan yang mereka ambil adalah yang terbaik.

Ada banyak pula manfaat literasi media pada anak, seperti:

1. Melatih anak berpikir secara kritis.
Saat anak mencoba untuk mengevaluasi suatu hal yang mereka baca atau tonton, anak akan belajar untuk berhenti sejenak dan berpikir tentang pesan apa yang akan mereka konsumsi. Mereka juga belajar membedakan antara fakta dan fiksi juga apakah info tersebut masuk akal atau membutuhkan riset lebih lanjut.
Pada akhirnya, anak akan mampu untuk tidak menelan bulat-bulat berita dan info yang mereka dapat.

2. Anak bisa mencari sumber berita yang terpercaya.
Mengajarkan anak berpikir kritis membaut mereka bisa mengenali sumber-sumber informasi mana saja yang terpercaya. Anak-anak juga akan belajar cara melakukan pengecekan ulang sebuah informasi atau riset kecil.

3. Mengenali berbagai jenis sudut pandang.
Memiliki literasi media berarti memiliki pemahaman bahwa setiap orang mempunyai persepsi dan opini yang berbeda. Anak akan paham bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan mereka akan belajar untuk menghormatinya.

4. Menjadi konsumen media yang cerdas.
Dengan menjadi konsumen yang cerdas, anak akan mampu mengenali dan mengevaluasi setiap pesan yang disampaikan oleh media. Mereka juga akan mampu memberikan pesan baik dan benar yang ingin mereka infokan melalui sarana media yang mereka buat.

5. Mendorong anak untuk membuat keputusan yang baik.
Saat anak-anak berpikir kritis akan setiap info yang mereka temui, mereka pun akan bisa memakainya untuk membuat keputusan, menyelesaikan masalah atau mengembangkan opini mereka sendiri.

Lalu, bagaimana cara mengajarkan Literasi Media pada anak?

Hal pertama yang Parents bisa lakukan adalah menjadi role model yang baik bagi anak-anak. Tunjukkan pada mereka bahwa Parents bisa menemukan informasi yang baik dan benar. Orang tua bisa menunjukkan juga cara menyampaikan opini namun tanpa menyinggung orang lain.
Selalu dampingi mereka saat mereka menonton televisi, bermain gim, menonton video online. Kemudian ajarkan pada anak untuk selalu berhenti sejenak saat atau setelah mendapatkan informasi dan diskusikan dengan anak tentang pesan penulis serta opini dan perasaan yang mereka punya.

Dengan selalu membimbing anak sejak dini dalam bermedia, orang tua bisa menanamkan benih-benih literasi yang tentunya akan sangat berguna saat mereka dewasa kelak di mana media akan jauh berkembang dengan semakin pesat dan luas.

sumber: www.verywellfamily.com